semoga bermanfaat yaa :)
Senin, 27 April 2015
VIDEO KONSELING
semoga bermanfaat yaa :)
ngelagu dulu yuk guys
Sepertinya udah pada borring ya, gimana kalau kita dengerin lagu-lagu dulu :)
playlist kita buat hari ini adalah wish you were here-Avrill Lagvine,
lagu berikutnya because of you(Acaoustic)-Kelly Clarkson
pasti bagus banget dah, selamat mendengarkan lagunya :)
playlist kita buat hari ini adalah wish you were here-Avrill Lagvine,
lagu berikutnya because of you(Acaoustic)-Kelly Clarkson
pasti bagus banget dah, selamat mendengarkan lagunya :)
JURNAL seputar BIMBINGAN DAN KONSELING
berikut merupaka jurnal seputar bimbingan dan konseling, klik disini ! jurnal ini mengenai "Implications of Social Constructionism to Counseling and Social Work Practice".
jurnal lain juga mengenai bimbingan dan konseling klik disini ! jurnal ini mengenai "Counseling Training in Hong Kong: Challenges and Possibilities"
semoga dapat menambah pengetahuan tentang BK ya :)
jurnal lain juga mengenai bimbingan dan konseling klik disini ! jurnal ini mengenai "Counseling Training in Hong Kong: Challenges and Possibilities"
semoga dapat menambah pengetahuan tentang BK ya :)
Power Point Bimbingan dan Konseling
Dibawah ini merupakan beberapa PPT (Power Point) dalam bimbingan dan konseling !!!!
PPT pertama mengenai "konseling masa lampau, sekarang, dan masa depan" chek this out
PPT berikutnya tentang "BK Perkembangan ( Layanan Orientasi) chek this out
semoga bermanfaat yang teman :)
PPT pertama mengenai "konseling masa lampau, sekarang, dan masa depan" chek this out
PPT berikutnya tentang "BK Perkembangan ( Layanan Orientasi) chek this out
semoga bermanfaat yang teman :)
E-BOOK BK
Untuk semakin mendalami dan mengerti dunia seorang konselor, ini ada buku dengan judul "the word of counselor" di buku ini kita akan membahas bagaimana dunia konselor, terlebih apa saja yang harus dimiliki oleh konselor. chek this out !
Jika yang di atas sebagai pengantar, sekarang kita belajar untuk semakin mengenal dunia konselor dengan buku "an intriduction to counseling". bagaimana penjadi seorang profesional konselor? dan seperti apa konseling itu ? chek this out !
CONTOH ANALISIS STATISTIKA DESKRIPTIF MENGGUNAKAN EXCEL
Banyak contoh pengeloaan statistika deskriptif, salah satunya dengan mengguankan EXCEL. Disini dapat kita lihat bagaimana contohnya mengenai disiplin belajar, klik disini !
kalau tadi contoh tentang disiplin belajar, berikut contoh analisis statistika deskriptif uji kecemasan menggunakan EXCEL, klik disini !
semoga bermanfaat ya :)
kalau tadi contoh tentang disiplin belajar, berikut contoh analisis statistika deskriptif uji kecemasan menggunakan EXCEL, klik disini !
semoga bermanfaat ya :)
makin mateng sama STATISTIAK DESKRIPTIF
menambah pengetahuan kita tentang STATISTIKA DESKRIPTIP ! salah satunya tentang disiplin belajar mahasiswa, pengen tahu bagaimana hasil analisisnya klik disini !:)
kalau tadi tentang analisis disiplin belajar, nih sekarang tentang uji kecemasan mahasiswa, klik disini !! pastiakan cepat ngerti deh :)
kalau tadi tentang analisis disiplin belajar, nih sekarang tentang uji kecemasan mahasiswa, klik disini !! pastiakan cepat ngerti deh :)
Minggu, 26 April 2015
Tugas Analisis Manfaat TI BK
TUGAS
ANALISI MENFAAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIMBINGN DAN KONSELING DI
SEKOLAH
NAMA
: SITI ZAKIYATUL
FAJARIYAH
NIM
: 140111600515
OFF : A
MATA
KULIAH : TEKNOLOGI INFORMASI BK
I. HASIL WAWANCARA
Wawanacara
yang dilakukan menggunakan tiga pertanyaan yaitu:
1. Menurut
ibu/bapak apa saja manfaat TI dalam menjalankan bimbingan dan konseling di
sekolah ?
2. Apa
hambatan yang di jumpai saat penggunaan TI dalam bimbingan dan konseling di
sekolah ?
3. Apa
cara yang dilakukan untuk menangani hambatan tersebut ?
a. Narasumber
1
Nama :
Sri Tarwiyati S. Pd
Konselor di sekolah : SMA Negeri 1 Bangkalan
Hasil
Wawancara :
1) Dapat
memberikan informasi baru yang berkaitan dengan masalah kekinian. Dalam hal ini
TI dapat digunakan oleh guru BK untuk mengupdate
informasi baru dalam ilmu pendidikan khususnya dalam Bimbingn dan Konseling.
Sebagai contoh informasi online pembukaan pendaftaran Perguruan Tinggi, ini
berfungsi membantu dalam pemberian layanan karir bagi para sisiwa. Selain hal
tersebut manfaat lainnya adalah TI dapat menambah wawasan dan dapat dijadikan
materi layanan. Hal ini sehubungan dengan perangkat untuk menyimpanan data para
sisiwa.
2) Hamabatan
yang ditemui saat penggunaan TI dalam BK di sekolah ialah tidak semua guru BK
menggunakan TI denagn alasan usia dan kurang kepedulian akan perkembangan IPTEK.
Banyak guru Bk yang merasa jika TI itu sulit untuk dipelajari dan menjadikan
faktor usia sebagai alasan mereka. Tentu ini dapat menghambat pemberian layanan
BK pada para siswa.
3) Hal
yang dilakukan untuk menanggulangnya ialah guru BK harus lebih produktif dengan
selalu menagasah kemampuan TI mereka, adanya kemauan yang besar dari guru Bk
tersebut untuk mempelajari TI, sekolah harus menyediakan fasilitas berupa
komputer dsb, dan guru BK diikutkan pelatiha TI guna sebagi pengajaran TI bagi
guru BK.
b. Narausmber
2
Nama :
Dra. Mientasih
Konselor di sekolah : SMP Negeri 1 Surabaya
Hasil wawancara :
1) Manfaat
penggunaan TI dalam BK yang sangat terasa ialah dapat dijadikan alat
penyimpanan data para siswa, agar tidak hilang dan terjaga kerahasiaanya.
2) Hambatannya
ialah ketika komputer rusak maka banyak data yang tidak dapat diselamatkan.
Masalah lain yang perlu di perhatikan, banyak guru BK yang kurang memahami
penggunaan TI yang menyebabkan kurang updatenya
informasi yang diberikan saat pemberian layanan BK di sekolah.
3) Untuk
menangani masalah tersebut ialah dibuatnya backup
penyimpanan adta siswa sehingga jika terjadi kerusakan komputer BK masih
memiliki file yang lain. Dan perlunya mengadakan wokeshop pengajaran guru BK terhadap TI.
c. Narasumber
3
Nama :
Intan Wijaya K S.Pd
Konselor di sekolah : SMA Negeri 1 Pamekasan
Hasil wawancara :
1) Adanya
TI bagi Bk di sekolah sangatlah penting, karena banyak sekali program BK yang
ditunjang dengan adanya TI tersebut. mulai dari pengelolaan assesment pada
angket, pembuatan program bimbingan dan konseling di sekolah, peta siswa,
sampai pada analisis program BK, dan juga memudahkan kinerja BK di
sekolah.
2) Hambatan
yang terjadi ialah kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai TI
tersebut dalam melaksanakan layanan-layanan BK di sekolah.
3) Adapun
hal yang di lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut salah satunya ialah
memberikan pengajaran TI pada guru BK di sekolah seperti wokeshop dsb. Agar guru yang awalnya tidak tahu menggunakan TI
menjadi tahu dan guru yang telah tahu menjadi mahir dalam pengelolaan TI dalam
BK di sekolah.
II.
FENOMENA
TERKAIT DENGAN TOPIK
FENOMENA 1
Pada hari Kamis tanggal 21 Juni 2007 Drs. Darno, MA.
selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta didampingi Ketua STIM YKPN
Yogyakarta membuka secara resmi Workshop ICT Guru Pembimbing SMA, MAN, SMP dan
MTs se-Kota Yogyakarta. Hal ini perlu dilakukan seiring dengan digulirkan
Undang-Undang Guru pada bulan Desember tahun 2005, tuntutan profesional guru
pembimbing semakin diuji untuk memberikan pelayanan yang profesional.
Kenyataannya di lapangan, para guru pembimbing sering disalah-tafsirkan sebagai
guru yang hanya bertugas menangani siswa bermasalah saja. Pada sisi yang lain
Guru Pembimbing justru pasif dengan tidak memberikan layanan kepada semua siswa
yang hal ini justru menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Fenomena dilapangan kemajuan teknologi telekomunikasi,
media dan informatika serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi
global mengubah pola dan cara berkegiatan institusi masyarakat, industri maupun
pemerintah. Perkembangan TIK memberikan kesempatan yang lebih luas kepada dunia
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dengan memanfaatkan TIK proses
belajar dapat lebih menyenangkan dan pemahaman menjadi lebih mudah. Dengan
dukungan TIK, khususnya melalui jaringan internet, sumber bahan belajar siswa
dan ketersediaan informasi tidak terbatas pada guru pembimbing maupun buku
pelajaran di kelas
Dengan demikian menunjukkan bahwa guru pembimbing
tidak hanya memberikan layanan tetapi juga dituntut untuk memiliki kompetensi
dalam pengembangan profesinya dengan pembuatan bahan ajar dalam bentuk layanan
dan penulisan karya ilmiah. Hal ini merupakan wahana untuk mengembangkan minat
peneltian guru pembimbing sehingga terwujud sosok guru yang berkompeten dalam
memberikan layanan sekaligus memiliki wawasan peneltian ilmiah yang memadai.
Adapun tujuan dari workshop ini adalah; Setelah
mengikuti workshop tentang pembuatan bahan ajar (bimbingan) yang berbasis ICT
yang nantinya bahan tersebut akan di-upload ke pembelajaran e-learning,
peserta workshop diharapkan akan dapat menerapkan berbagai konsep, teori dan
praktik dalam pembuatan bahan ajar yang menarik bagi siswa serta pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang PAKEM. Disamping itu guru pembimbing diharapkan
mampu untuk menggali data dan informasi sebagai sumber memberikan layanan
bimbingan dan konseling dalam keseluruhan proses pelaksanaan pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)/ICT (Informatics and Communication
Technology)
Sedangkan Materi yang diberikan dalam workshop adalah
Kebijakan Dinas Pendidikan Kota Jogjakarta tentang Peran Guru Bimbingan dan
Konseling Dalam KTSP, Teknik Pembuatan dan Pengembangan Bahan Pelayanan
Bimbingan dan Konseling Yang berbasis ICT, Praktek Pembuatan dan Pengembangan
Bahan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Yang berbasis ICT terintegrasi dengan
Internet dan pengenalan E-Learning, Reposisi dan Reformasi Bimbingan dan
Konseling Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kedudukan Bimbingan dan
Konseling Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Implementasi dan Supervisi
Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Adapun Pemberi Materi adalah Dinas Pendidikan dan
Pengajaran Kota, Universitas Negeri Yogyakarta Pengajar dari LPMP Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, Pengurus MGP Kota Yogyakarta. Acara ini berlangsung
selama 3 hari dari tanggal 21 s.d 23 Juni 2007
Sumber
: http://bandono.web.id/2007/06/22/workshop-ict-guru-pembimbing-2007.php
di akses tanggal 18 April 2015
FENOMENA 2
Apresia terhadap BK di sekolah masih rendah (Oleh: Daspen Haryadi)
Posted Juni 26,
2007 by adhiwirawan in konseling.
3
Komentar
Mendengar
istilah bimbingan dan konseling (BK) tersirat kesan bahwa individu yang
berurusan dengan petugas tersebut sedang bermasalah. Anggapan seperti ini tentu
ada benarnya. Namun, persoalannya menjadi lain, tatkala individu yang
bermasalah ditujukn kepada orang-orang tertentu.
Kenyataan
ini dengan mudah dapat dilihat di sekolah-sekolah. Umumnya, siswa yang
berhubungan dengan guru BK adalah mereka yang dikategorikan nakal. Istilah
nakal biasanya diidentifikasikan dengan perilaku siswa yang sering bolos,
terlibat tawuran, perkalhian, terlambat, dan lain-lain. Singkatnya, seswa
berhubungan degnan guru BK adlah, mereka yang sudah tercatat dalam “buku hitam”
sekolah.
Jarang
sekali (untuk tidak menyebut tidak ada), siswa yang pintar, rajin, dan
berkelakuan baik berhubungan dengan guru BK. Dengan kata lain, guru BK hanya
meiliknya siswa –siswa yang terhitung bandel. Karenanya, sangat beralasan bila
kemudian guru BK diidentikkan sebagai “polisinya sekolah”.
Pemahaman
dan pelaksanaan BK seperti ini tentu tidak dapat membantu siswa dalam menyelesaikan
masalah. Melainkan sebaliknya, merintis masalah baru. Masalah pertama, benarkah
siswa yang pintar, rajin, dan berkelakukan baik tidak butuh Guru BK: kedua,
Guru BK yang memposisikan diri sebagai polisi sekolah tidak singkron dengan
manhaj (metode) yang diturnkan konsep BK.
Pendapat
dan/atau pelaksanaan BK di sekolah-sekolah yang hanya untuk siswa yang masuk
kategori nakal, jelas tidak dapat dibenarkan. Karena, pada hakikatnya, BK
ditujukan untuk semua siswa. Bukan siswa-siswa tertentu. Hanya saja, model BK
yang mereka perlukan dapat saja brbeda. BK untuk siswa pintar, tentu beda
dengan model BK untuk siswa yang berkemampuan akademik rata-rata, dan di bawah
rata-rata. Seswa yang sering terlibat tawuran, tentu butuh model BK yang lain
dengan BK yang diperlukan tuk siswa yang pintar. Begitu pula seterusnya, semua
siswa membutuhkan BK.
Dalam
pelaksanaannya, guru BK yang bertindak sebagai polisi sekolah, jelas tidak
menguntungkan bagi pelaksanaan BK itu sendiri. Karena, BK akan berjalan efektif
dan dapat mencapai tujuan, bila Guru BK sudah menjadi pengayom atau tempat
curhat para siswa. Bukan untuk membentak-bentak siswa atau menakut-nakuti
siswa. Bila guru BK memposisikan diri sebagai polisi sekolah, masalah yang
dihadapi siswa akan sulit dipahami. Apalagi mencarikan solusinya, atau bisa
jadi solusi yang diberikan tidak tepat dan menjadi masalah baru. Karenanya,
tidak semua guru bisa menjadi guru BK.
Gambaran
umum salah kiprahnya pelaksanaan BK di sekolah – sekolah saat ini butuh
perhatian khusu kita bersama. Sedangkan, untuk tempat lain seprti perusahaan,
perkantorn, instansi dan lainnya, pelaksanaan BK nyaris tidak terlihat.
Artinya, kalaupun ada tidak akan lebih baik dari pelaksanaan BK di
sekolah-sekolah. Padahal, BK tidak mengenal batas ruang. Hampir seluruh dimensi
hidup manusia memerlukan BK.
Fenomena
ini jelas tidak wajar. Terbaikannya BK telah menjadikan seseorang tidak dapat
mengekspolarasi dan mengktualisasikan potensi diri secara maksimal, karenanya,
sudah selayaknya menempatkan kembali BK pada posisi urgen dalam hidup kita.
Buku
Landasan Bimbingan dan Konseling ini, adalah dalam rangka sumbangsih pemikiran
me-reposisi pelaksanaan BK hari ini. Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan,
memulai uraian dengan Konsep Dasar bimbingan dan konseling (Bab I). Kemudian
secara urut diulas landasan bimbingan dan konseling; mulai dari landasan
Historis, Landasan Filosofis, Landasan Sosial Budaya, Landasan Religius, dan
diakhiri dengan Landasan Psikologis (Bab VI).
Otoritas
penulisnya di bidang BK, menjadikan buku ini tidak diragukan lagi untuk diambil
sebagai salah satu rujukan penting, terutama oleh guru-guru BK di
sekolah-sekolah yang sudah beranjak keluar dari paradigma BK. Buku ini juga
cocok untuk khalayk umum, utamanya mereka yang memperhatikan kedudukan BK bagi
diriny. Kelangkaan buku BK dalam Bahasa Indonesia yang ditulis orang Indonesia
sendiri, juga menjadi nilai lebihnya untuk diapresiasi. Wallahu’alam
Sumber : https://tinaesti.wordpress.com/2007/06/26/apresia-terhadap-bk-di-sekolah-masih-rendah-oleh-daspen-haryadi/ di akses tanggal 18 April 2015
III.
PENDAPAT
PENULIS
Kemajuan zaman adalah hal yang tidak
dapat dipungkiri lagi di seluruh segi kehidupan, terlebih dalam segi
pendidikan. Semua aspek kehidupan dengan sendirinya akan menyesuaikan dengan
kemajuan zaman. Kemajuan zaman yang dirasakan semakin maju ini perlu sikap
penyesuaian yang lahir dari setiap diri masyarakat sebagai subjek di era
globalisasi. Ini membuktikan perluanya menjadi individu yang siap untuk
menerima kemajuan zaman yang semakin hari semakin mendarah daging di lingkungan
kita.
Dalam era informasi ini kecanggihan
teknologi dan informasi adalah dampak yang dapatkita lihat dengan nyata.
Terbukti dengan adanya teknolo informasi mudahnya melakuakn kontak sosial satu
dengan yang lain. Selain itu teknologi informasi juga membantu kita untuk mudah
dalam melakukan berbagai hal di dalam hidup. Oleh karena itu pencapaian teknologi
informasi adalah hal yang wajib untuk dicapai dan dikuasi bagi seorang individu
bahkan dengan sendirinya juga akan menjadi tuntutan masyarakat.
Di dunia pendidikan teknologi informasi
(IT) sanagt memebantu dalam menjalankan semua program pendidikanterlebih yang
berhubungan dengan adat siswa yang dikelola oleh sekolah. Hal ini sama dengan
Bimbingan dan Konseling di sekolah yang merupakan slaah satu komponen dari
pendidikan yang juga menggunakan teknologi informasi tersebut. IT bagi guru BK
banayak memberikan bantuan untuk menjalankan program-program di sekolah,
diantaranya sebagai berikut.
a. IT
memudahkan guru Bk dalam menyimpan data-data siswa yang sedang dikelola oleh BK
untuk memberikan layanan-layanan bagi setiap siswa.
b. IT
juga memeberikan keamanan yang menjamin dalam penyimpanannya. Karena terdapat password untuk mengunci data yang ingin
dijaga kerahasiaanya.
c. Dalam
menjalankan layanan teknologi berperan penting karena memudahkan guru BK dalam
pembuatan material-materil penunjang layanan seperti mencatak hal-hal yang
diperlukan brosure dsb.
d. Dengan
penyimpan data di komputer, laptop dll. Meminimalisir ruang penyimpanan yang
biasa diletakkan dalam map atau berkas namun dengan adanya IT dapat di simpan
dalam file atau flashdisk.
Oleh karena itu, penggunaan dan
pemanfaatan IT dalam BK di sekolah merupakan hal yang sangat membantu dalam
pemberian layanan BK di sekolah. Namun dalam kenyataannya belum berjalan
sedemikian rupa. Karena masih banyak guru BK yang rendah dalam menggunakan IT
di sekolah. hal itu disebabkan oleh banyak faktor seperti usia yang dirasa
telat untuk memperdalam ilmu IT, tidak adanya semangat yang lahir dari dalam
diri guru BK tersebut, dan penyediaan fasilitas yang kurang memadai.
Dalam hal ini sekolah memiliki peran
penting. Sekolah selain bertugas menyediakan fasilitas IT yang dibutuhkan di
ruang BK. Sekolah juga harus mengikut sertakan guru BK dalam pelatihan-pelatiha
IT demi memberantas rendahnya pengetahuan guru BK terhadap penggunaan IT. Dengan
kata lain harus ada kerja sama antara semua pihak di sekolah baik kepala
sekolah sebagai atasan dan guru BK sebagai subjek pemberian layanan bimbingan
dan konseling di sekolah.
Selasa, 14 April 2015
Langganan:
Postingan (Atom)